Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Maria Selviana
saya adalah pelajar di SMK Bhakti yg sekarang sedang belajar membuat BLOG
Lihat profil lengkapku

Rabu, 25 Januari 2012

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Sindrom Premenstruasi



Sindrom Premenstruasi merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita mengalami perubahan emosional dan fisik sementara waktu menjelang datangnya menstruasi. Sekitar 70-90% remaja putri mengalami sindrom ini. Ada yang menyadari gejala ini tapi tidak tergaggu karenanya, namun ada juga yang merasakannya sebagai gejala yang berat. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada sejumlah remaja putri di SMA XX, 80% dari remaja tersebut mengalami Siondrom Premenstruasi, tetapi 75% dari mereka masih belum mengerti tentang Sindrom Premenstruasi.
Jenis penelitian adalah deskriftif, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja putri di SMA XX tentang Sindrom Premenstruasi. Populasi penelitian 336 siswi dengan jumlah sampel 67 siswi dan menggunakan teknik sampling proporsional sistematik random sampling.
Berdasarkan analisa deskriftif diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang Sindrom Premenstruasi pada tingkat tahu sebagian besar cukup baik (71,6%). Demikian juga pada tingkat paham lebih dari separuh memiliki tingkat pengetahuan cukup baik (59,7%). Secara umum tingkat pengetahuan remaja putri di SMA XX tentang Sindrom Premenstruasi adalah cukup baik (64,2%) dengan nilai pencapaian rata-rata 67,8%, tetapi masih ada remaja putri yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik (22,4%) dengan nilai pencapaian 50,00% dan tidak baik (6%) dengan nilai pencapaian 33,33%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ternyata pengetahuan remaja putri tentang Sindrom Premenstruasi di SMA XX rata-rata adalah cukup baik. Hal ini dikarenakan pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya usia, intelegensia dan sosial budaya. Selain itu pengetahuan juga dapat diperoleh melalui berbagai cara antara lain melalui pengalaman dan jalan pikiran (penalaran). Saran yang dapat diberikan adalah agar pengetahuan kesehatan reproduksi khususnya tentang Sindrom Premenstruasi dapat lebih ditingkatkan, baik melalui pendidikan nonformal seperti penyuluhan maupun melalui pendidikan formal di sekolah.

Hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan



Dismenore merupakan nyeri perut bagian bawah yang terkadang rasa nyeri
tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha.
Sekitar 15% gadis remaja dilaporkan mengalami dismenore berat dan
merupakan penyebab tertinggi para gadis remaja tidak hadir di
sekolahnya. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 remaja pada
pertengahan Maret 2011 di SMP XX, diketahui bahwa 9 remaja sudah
mengalami menstruasi, dan 7 diantaranya mengalami nyeri saat
mesntruasi. Semua remaja tidak mau mengungkapkan nyeri haidnya karena
malu, tidak tahu apakah nyeri itu normal, dan apa yang harus mereka
lakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan motivasi untuk
periksa ke pelayanan kesehatan.



Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik jenis
croos sectional. Wawancara dilaksanakan pada 85 siswi SMP. Subjek
ditarik dari populasi dengan cara total sampling. Variabel dalam
penelitian ini adalah variabel independen (variable bebas) yaitu
pengetahuan remaja putri tentang dismenore dan variabel dependen
(variabel tergantung) yaitu motivasi untuk periksa ke pelayanan
kesehatan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi memiliki
pengetahuan cukup (61,2%) tentang dismenore. Siswi SMP XX sebagian
besar (55,3%) memiliki motivasi tinggi untuk periksa ke pelayanan
kesehatan dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
signifikansi (p) 0,000 < α 0,05. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah
ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan
motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan pada siswa SMP XX.
Peneliti menyarankan agar para siswi lebih meningkatkan pengetahuannya
tentang dismenorhea dengan membaca buku, majalah, membuka internet dan
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jika mengalami dismenorhea
yang sulit ditangani sendiri.